Beranda | Artikel
Cinta Nabi
Rabu, 21 Agustus 2024

Bersama Pemateri :
Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al-Badr

Cinta Nabi adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Hadits-Hadits Perbaikan Hati. Pembahasan ini disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr pada Senin, 14 Safar 1446 H / 19 Agustus 2024 M.

Kajian Islam Ilmiah Tentang Cinta Nabi

لَا يُؤمِنْ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ ، وَوَلَدِهِ ، وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ 

“Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga aku lebih ia cintai daripada bapaknya, anaknya, dan seluruh manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Juga dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ

“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga aku lebih ia cintai daripada bapaknya dan anaknya.” (HR. Bukhari)

Dari sahabat Abdullah bin Hisham Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata, “Kami bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan beliau memegang tangan sahabat Umar bin Khattab. Kemudian Umar berkata, ‘Ya Rasulullah, engkau lebih aku cintai daripada segala sesuatu kecuali dari diriku sendiri.’ Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Tidak cukup, demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, hingga aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri.’ Maka Umar pun berkata, ‘Sekarang, demi Allah, engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri.’ Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Sekarang, wahai Umar, baru benar.`” (HR. Bukhari).

Ketahuilah bahwa mencintai Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam termasuk ketaatan yang paling tinggi dan ibadah yang paling besar. Cinta ini termasuk amalan hati yang Allah Subhanahu wa Ta’ala wajibkan kepada hamba-hamba-Nya, karena Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah pemimpin seluruh anak Adam dan seluruh makhluk. Dia adalah uswatun hasanah (teladan yang baik) bagi hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala dan yang mengajak kepada jalan yang lurus. Dia diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam, petunjuk bagi orang yang berjalan kepada Allah, dan cahaya bagi seluruh manusia.

Allah Subhanahu wa Ta’ala mewajibkan seluruh hamba-Nya untuk mencintainya. Mencintai Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam termasuk mencintai Allah, dan mentaati Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam termasuk ketaatan kepada Allah. Banyak sekali dalil-dalil dari Al-Qur’an dan Sunnah yang menunjukkan wajibnya mencintai Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, serta penjelasan tentang dampak dan pengaruh yang akan didapatkan oleh orang yang mencintai Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di dunia dan di akhirat. Ada pula beberapa tanda-tanda dan bukti yang menunjukkan kejujuran seseorang dalam kecintaannya kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Semakin besar kecintaan seseorang kepada beliau, semakin nyata tanda-tanda itu pada dirinya.

Pertama, di antara tanda-tanda kecintaan kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang pertama adalah mengikuti sunnah beliau dan berpegang teguh pada petunjuknya. Allah Ta’ala berfirman:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Katakanlah, ‘Jika kalian benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku; niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.’ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran [3]: 31)

Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya mengatakan bahwa ini adalah ayat yang mulia yang menjadi pemutus bagi siapa saja yang mengaku cinta kepada Allah, namun tidak berada di atas jalan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Sesungguhnya, dia adalah dusta dalam pengakuannya tersebut sampai ia benar-benar mengikuti syariat Nabi Muhammad dan agama yang dibawa olehnya pada semua ucapannya, perbuatannya, dan keadaannya.

Sebagaimana dalam hadits yang shahih, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barang siapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka amalan itu tertolak.” (HR. Muslim)

Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Katakanlah, ‘Jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku; niscaya Allah akan mencintai kalian.`” Maksudnya kalian akan mendapatkan lebih dari apa yang kalian cari dari kecintaan kalian kepadanya, yaitu kecintaan Allah kepada kalian, itu tentu lebih besar dari yang pertama.

Dan bukti-bukti serta dalil-dalil yang menunjukkan wajibnya mengikuti Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan pentingnya jujur dalam mencintai beliau sangat banyak. Di antaranya, diriwayatkan dari Abdurrahman bin Harits dari Abu Qurrad As-Sulami, beliau mengatakan, “Kami bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, kemudian beliau meminta untuk dibawakan air yang beliau gunakan untuk berwudu. Beliau memasukkan tangannya ke dalam air tersebut dan mulai berwudu, lalu kami mengikuti beliau bahkan mencicipi bekas wudhu beliau.

Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Apa yang membuat kalian melakukan apa yang kalian kerjakan?” Kami menjawab, “Kami mencintai Allah dan Rasul-Nya.” Maka beliau bersabda,

فَإِنْ أَحْبَبْتُمْ أَنْ يُحِبَّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ، فَأَدُّوا إِذَا ائْتُمِنْتُمْ، وَاصْدُقُوا إِذَا حَدَّثْتُمْ، وَأَحْسِنُوا جِوَارَ مَنْ جَاوَرَكُمْ

“Jika kalian ingin dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, maka tunaikanlah apa yang diamanatkan kepada kalian, jujurlah dalam berbicara, dan berbuat baiklah kepada tetangga kalian.” (HR. Thabrani)

Kedua, di antara tanda kecintaan kepada nabi adalah banyak menyebut nama Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, mencintai, dan menginginkan untuk melihat wajah beliau. Ibnu Qayyim rahimahullah berkata bahwa seorang hamba semakin banyak menyebut dan mengingat siapa yang ia cintai, menghadirkan dalam hatinya kebaikan-kebaikannya, dan merenungi makna-makna yang mendatangkan kecintaan, maka ia akan semakin cinta dan rindu kepada yang dicintai tersebut. Dan siapa yang berpaling dari mengingatnya, maka akan berkurang kecintaan tersebut dari hatinya. Tentu tidak ada yang lebih menyejukkan mata seorang yang mencintai kecuali melihat siapa yang dia cintai. Dan tidak ada yang lebih menyejukkan hati kecuali menyebut namanya dan kebaikan-kebaikannya.

Apabila perkara ini kuat di hati seseorang, tentu lisannya pun akan selalu memuji dan menyebutkan kebaikan-kebaikannya. Ini bertambah atau berkurang tergantung dari kecintaan itu di dalam hatinya.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مِنْ أشَدِّ أُمَّتي لي حُبًّا، ناسٌ يَكونُونَ بَعْدِي، يَوَدُّ أحَدُهُمْ لو رَآنِي بأَهْلِهِ ومالِهِ

“Di antara umatku yang paling besar cintanya kepadaku adalah orang-orang yang datang setelahku, mereka sangat ingin untuk melihatku meskipun harus menebus dengan harta dan keluarganya.” (HR. Muslim)

Mengingat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan menyebut kebaikan-kebaikannya, sifat-sifatnya, menjelaskan sunnah-sunnahnya, memperbanyak shalawat dan salam kepadanya, serta menginginkan untuk selalu melihat wajah beliau. Itu semua akan didapatkan jika seseorang benar-benar mengikuti petunjuknya. Dan dia akan mendapatkan hadiah menemani Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di surga nanti.

Ketiga, tanda seorang yang mencintai Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah senantiasa bersemangat mempelajari Al-Qur’anul Karim, mengamalkannya, serta beradab dengan adab-adab Al-Qur’an. Imam Al-Baihaqi meriwayatkan dalam kitab beliau Al-Adab dari sahabat Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu, beliau mengatakan,

لَا يَسْأَلُ أَحَدٌ عَنْ نَفْسِهِ إِلَّا الْقُرْآنَ، فَإِنْ كَانَ يُحِبُّ الْقُرْآنَ فَهُوَ يُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ

“Tidak perlu seorang bertanya tentang dirinya kecuali bertanya kepada Al-Qur’an. Apabila dia mencintai Al-Qur’an, berarti dia mencintai Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Al-Baihaqi)

Mencintai Al-Qur’an adalah dengan membacanya dan mentadaburinya, karena hal tersebut merupakan pintu terbesar seseorang untuk mendapatkan hidayah. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menurunkan kitab-Nya yang jelas kepada hamba-hamba-Nya sebagai petunjuk, rahmat, cahaya, sinar, kabar gembira, dan peringatan bagi orang-orang yang ingat. Allah menjadikan Al-Qur’an sebagai kitab yang penuh berkah, petunjuk untuk semesta alam, yang memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan berbagai macam ayat-ayat, peringatan-peringatan, serta ancaman-ancaman agar manusia bertakwa atau menjadi ingat dengan peringatan tersebut. Allah juga menjadikan Al-Qur’an sebagai penyembuh dari semua penyakit, terutama penyakit-penyakit hati yaitu syubhat dan syahwat.

Sangat pantas bagi setiap Muslim yang ingin mendapatkan derajat yang tinggi, yaitu derajat orang-orang yang jujur dalam kecintaan kepada Allah, untuk memperhatikan Al-Qur’an dengan membacanya dengan sebenar-benarnya, mentadaburi ayat-ayatnya, memahami makna-maknanya, dan beramal dengan apa yang diperintahkan di dalamnya.

Apa tanda cinta kepada nabi yang selanjutnya? Mari download dan simak mp3 yang penuh manfaat ini.

Downlod MP3 Ceramah Agama Tentang Cinta Nabi


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54399-cinta-nabi/